LEMBAH EKSOTIS ITU DISEBUT "RAMMA"
jalaTZN with tata' Mandong
Sebuah lembah luas berumput di kaki gunung Bawakaraeng. Dapat dicapai
hanya dengan berjalan kaki dengan medan yang mendaki dan menurun bersama
dengan pohon pinus yang siap menemani selama 3-4 jam dari Desa
Lembanna. Bukit dan gunung yang memagari menjadi pemandangan yang
menarik di tempat ini. Siang hari langit biru menyelimuti dengan awan
indahnya sedangkan malam hari lembah ini berselimut hitam dan taburan
bintang. Anak sungai di mana-mana, airnya segar mengalahkan minuman
bermerk.
Tiap
hari Sabtu dan Minggu, Lembah Ramma ramai didatangi kelompok-kelompok
pencinta alam dan mahasiswa. Biasanya, kelompok pencinta alam ke Ramma
melalui Kampung Lembanna, Kelurahan Bulu Tana, Kecamatan Tinggi Moncong.
Jalur yang cukup landai dengan sajian pemandangan yang sangat indah
membuat lembah ini, menjadi lokasi favorit kelompok pencinta alam untuk
berakhir pekan.
Lokasinya tersembunyi di antara lereng terjal.
Cocok buat si petualang sejati. Perjalanan menuju lembah Ramma harus
menembus kawasan hutan, Awalnya, jalan setapak yang dilalui ini sama
dengan jalur yang digunakan menuju puncak Gunung Bawakaraeng yang
terkenal. Tapi setibanya di pertigaan diantara pos 1 ke pos 2 ambil
jalur kanan, bertandakan Batu Besar yang diatasnya bertuliskan Ramma.
Setibanya
di puncak sebuah bukit, Anda bisa menikmati keindahan alam yang
terpampang di depan mata. Dari sini pula mulai tampak lembah yang
bcrwarna hijau membentang luas, yang dibelah sebuah sungai kecil. Sangat
mengagumkan!
Eksotisme Lembah Ramma'
Saat
menuruni bukit diperlukan kewaspadaan dalam memilih pijakan. Selain
agak terjal, jalur ini juga dipenuhi bebatuan. Salah memilih pijakan,
bisa menyebabkan kaki tergelincir- bahkan terkilir. Dengan jalan
berhati-hati, kurang dari setengah jam Anda akan menjejakkan kaki di
dasar lembah. Tibalah Anda di ketenangan dan ketentraman atmosfir Lembah
Ramma.
Seluruh komponen alamnya berupa padang rumput yang luas,
sungai kecil, telaga, dan air terjun, membentuk panorama alam yang
menakjubkan. Lereng gunung yang mengelilinginya berdiri kokoh bak
dinding benteng yang siap melindungi lembah ini.
Selain pesona
alam. Lembah Ramma juga menyimpan keunikan lain. Lembah yang berada di
ketinggian sekitar 1.600 mdpl ini, dijadikan lahan penggembalaan oleh
penduduk setempat. Mereka melepas sapi atau kuda dan meninggalkannya
dalam waktu lama.
Salam Lestari.....!!!!!!!
Chidu Jie
RAMMA'
Full View
Label:
lembah RAMMA'
LEMBAH EKSOTIS ITU DISEBUT "RAMMA"
jalaTZN with tata' Mandong |
Sebuah lembah luas berumput di kaki gunung Bawakaraeng. Dapat dicapai
hanya dengan berjalan kaki dengan medan yang mendaki dan menurun bersama
dengan pohon pinus yang siap menemani selama 3-4 jam dari Desa
Lembanna. Bukit dan gunung yang memagari menjadi pemandangan yang
menarik di tempat ini. Siang hari langit biru menyelimuti dengan awan
indahnya sedangkan malam hari lembah ini berselimut hitam dan taburan
bintang. Anak sungai di mana-mana, airnya segar mengalahkan minuman
bermerk.
Tiap hari Sabtu dan Minggu, Lembah Ramma ramai didatangi kelompok-kelompok pencinta alam dan mahasiswa. Biasanya, kelompok pencinta alam ke Ramma melalui Kampung Lembanna, Kelurahan Bulu Tana, Kecamatan Tinggi Moncong. Jalur yang cukup landai dengan sajian pemandangan yang sangat indah membuat lembah ini, menjadi lokasi favorit kelompok pencinta alam untuk berakhir pekan.
Tiap hari Sabtu dan Minggu, Lembah Ramma ramai didatangi kelompok-kelompok pencinta alam dan mahasiswa. Biasanya, kelompok pencinta alam ke Ramma melalui Kampung Lembanna, Kelurahan Bulu Tana, Kecamatan Tinggi Moncong. Jalur yang cukup landai dengan sajian pemandangan yang sangat indah membuat lembah ini, menjadi lokasi favorit kelompok pencinta alam untuk berakhir pekan.
Lokasinya tersembunyi di antara lereng terjal.
Cocok buat si petualang sejati. Perjalanan menuju lembah Ramma harus
menembus kawasan hutan, Awalnya, jalan setapak yang dilalui ini sama
dengan jalur yang digunakan menuju puncak Gunung Bawakaraeng yang
terkenal. Tapi setibanya di pertigaan diantara pos 1 ke pos 2 ambil
jalur kanan, bertandakan Batu Besar yang diatasnya bertuliskan Ramma.
Setibanya di puncak sebuah bukit, Anda bisa menikmati keindahan alam yang terpampang di depan mata. Dari sini pula mulai tampak lembah yang bcrwarna hijau membentang luas, yang dibelah sebuah sungai kecil. Sangat mengagumkan!
Setibanya di puncak sebuah bukit, Anda bisa menikmati keindahan alam yang terpampang di depan mata. Dari sini pula mulai tampak lembah yang bcrwarna hijau membentang luas, yang dibelah sebuah sungai kecil. Sangat mengagumkan!
Eksotisme Lembah Ramma' |
Saat
menuruni bukit diperlukan kewaspadaan dalam memilih pijakan. Selain
agak terjal, jalur ini juga dipenuhi bebatuan. Salah memilih pijakan,
bisa menyebabkan kaki tergelincir- bahkan terkilir. Dengan jalan
berhati-hati, kurang dari setengah jam Anda akan menjejakkan kaki di
dasar lembah. Tibalah Anda di ketenangan dan ketentraman atmosfir Lembah
Ramma.
Seluruh komponen alamnya berupa padang rumput yang luas, sungai kecil, telaga, dan air terjun, membentuk panorama alam yang menakjubkan. Lereng gunung yang mengelilinginya berdiri kokoh bak dinding benteng yang siap melindungi lembah ini.
Selain pesona alam. Lembah Ramma juga menyimpan keunikan lain. Lembah yang berada di ketinggian sekitar 1.600 mdpl ini, dijadikan lahan penggembalaan oleh penduduk setempat. Mereka melepas sapi atau kuda dan meninggalkannya dalam waktu lama.
Seluruh komponen alamnya berupa padang rumput yang luas, sungai kecil, telaga, dan air terjun, membentuk panorama alam yang menakjubkan. Lereng gunung yang mengelilinginya berdiri kokoh bak dinding benteng yang siap melindungi lembah ini.
Selain pesona alam. Lembah Ramma juga menyimpan keunikan lain. Lembah yang berada di ketinggian sekitar 1.600 mdpl ini, dijadikan lahan penggembalaan oleh penduduk setempat. Mereka melepas sapi atau kuda dan meninggalkannya dalam waktu lama.
Salam Lestari.....!!!!!!!
Chidu Jie
jalaTZN di Puncak Bawakaraeng
MENDAKI GUNUNG UNTUK PEMULA
Kegiatan di gunung biasanya diistilahkan dengan mendaki gunung (hill
walking)pelakunya disebut pendaki gunung. Masyarakat sering
mengidentifikasikan pendaki gunung dengan pencinta alam padahal
sebenarnya pencinta alam saja yang bertujuan untuk mengenal alam dan
melestarikannya sedangkan kelompok lain hanya ingin berekreasi atau
bahkan merusak lingkungan pegunungan dengan berbagai kegiatannya.
Kegiatan utama di gunung adalah berjalan, berkemah, menempuh rimba dan
kadang memanjat tebing baik untuk tujuan ilmiah maupun rekreatif. Untuk
itu pelakunya perlu menguasai teknik hidup di alam bebas yang disebut
dengan mountaneering. Medan yang dihadapi umumnya adalah hutan belantara
tropis, punggungan pegunungan muda dan tidak jarang pula menyusuri mata
air serta sungai. Pada gunung tertentu terdapat salju dan es. Teknik
pendakian guunung salju disebut Ice climbing, tata caranya sangat
berbeda dengan pendakian pada gunung biasa.
Puncak tertinggi secara fisik merupakan tujuan utama dari kegiatan
mendaki gunung. Namun, secara filisofis tujuannya adalah untuk mengasah
fisik dan mental sehingga muncul sikap-sikap positif seperti percaya
diri, pencinta alam, cinta sesama dan menghormati peri kehidupan
disekitarnya. Kebanggaan terbesar bagi seorang pendaki gunung adalah
karena kemampuannya mengatasi kelemahan yang ada pada dirinya.
PERSIAPAN FISIK DAN TEKNIK
Kesiapan fisik adalah modal utama dalam melakukan kegiatan
mountaneering. Latihan fisik yang bertujuan meningkatkan daya tahan dan
kebugaran adalah menu utama. Ini dapat diperoleh deengan melakukan
senam, lari dan latihan beban secara rutin.
Senam aerobik ditambah bersepeda bertujuan untuk menjaga kebugaran dan
daya tahan. Lari terutama di siang jari dapat meningkatkan VO2MAX
(kemampuan paru-paru menyerap oksigen) mengingat oksigen di daerah
ketinggian kadarnya rendah.
Latihan beban berguna untuk membentuk kekuatan otot dalam menghadapi
medan yang berat. Penguasaan hidup di alam bebas meliputi survival,
bivoac, tali temali, teknik dasar, memasak, kesehatan lapangan, P3K,
ilmu medan medan dan membaca peta kompas mutlak harus dikuasai.
Ditunjang dengan peralatan yang lengkap dan baik akan menjamin
keselamatan dan kenyamanan pendakian. Tidak dapat ditinggalkan adalah
dokumen perjalanan seperti surat ijin instansi terkait.
Dalam perjalanan ada baiknya untuk mendekatkan diri dengan penduduk
sekitar, memberitahukan maksud kegiatan kita. Hal ini penting karena
sekiranya mendapat kesulitan maka penduduklah yang paling potensial
untuk secepatnya memberi bantuan.
TEKNIK PACKING
Secara ideal umunya beban yang dapat dibawa adalah 30%-45% dari berat
tubuh. Pisahkan barang-barang yang dibawa dalam kelompok-kelompok yang
sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan kelompok kelompok yang
sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan cermat jumlah barang,
tingkat kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat
kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat yang paling
praktis di ransel untuk jenis barang tersebut. Misalnya alat-alat MCK
dan alat-alat tulis dapat disimpan dikantong-kantong luar ransel,
pakaian di bagian bawah, makanan di tengah dan seterusnya.
Aturan umum dalam packing adalah letakkan barang yang ringan di bawah
dan yang berat di atas serta bagilah beban secara merata di sisi kiri
dan kanan ransel serta barang yang paling berat di tengah. Aturlah
penempatan seefisien mungkin dan jangan biarkan ada barang tersisa
bergeletakkan di luar ransel karena akan mengganggu perjalanan dan
berbahaya bila terangkut dahan.
Mendaki gunung pada dasarnya adalah olahraga berjalan, di mana medan
yang dilalui sangat berbeda dengan yang kita lalui sehariihari. Ditambah
beban yang ada dipunggung maka kita dituntut untuk menguasai teknik
menjaga keseimbangan dan berjalan di pegunungan dengan benar.
Di medan berkerikil atau berbatu bulat atau tajam seperti sungai harus
dilewati dengan melompat dengan cepat dari satu batu ke batu yang lain
sebelum batu tersebut sempat bergulir. Namun bila kondisi badan sudah
lemah sebaiknya diperiksa dulu posisi batuan tersebut kemudian
,melewatinya perlahan-lahan. Tanah berumput basah karena embun dan hujan
serta terdapat lumut mengakibatkan tergelincir. Medan berlumpur dan
becek menjadikan perjalanan menjemukan, lambat serta menguras banyak
tenaga. Hal ini hanya dapat dihindari bila kita memakai sepatu dari
jenis yang tepat untuk keperluan hiking.
Berjalan di pegunungan bukit yang curam memerlukan keseimbangan yang
prima. Gerakan mendadak seperti mengayun tangan dan melompa dapat
berakibat fatal. Hati-hati dengan terpaan angin, berjalanlah tenang dan
tidak kaku. Jangan memotong lintasan karena biasanya jalan setapak yang
sudah ada mengikuti kontur alam sehingga tidak curam walau
berkelok-kelok. Hapalkan lintasan tersebut agar mudah bila kehilangan
arahatau pada saat kembali nantinya. Teknik lain berjalan di daerah
curam adalah dengan lintasan zig-zag untuk menghemat nafas.
Jangan memakai tumbuhan kecil yang ada di tebing sebagai tumpuan karena
biasanya banyak yang lapuk dan tidak cukup kuat untuk menahan bebn,
cukup dipakai sebagai keseimbangan saja.
Semak lebat sering menghalangi dan menghilangkan lintasan, bukalah semak
dengan tebasan parang. Lakukanlah tebasan sesedikit mungkin untuk
menghemat tenaga. Perhatikan pada waktu yang cukup lama untuk ditumbuhi
rumput sehingga masihmudah ditemukan dengan sedikit menyibak semak.
Lintasan yang kurang jelas biasanya jarang dilewati kecuali oleh
penebang kayu.
Sungai memang tampak sebagai jalan yang mudah dilalui untuk cepat sampai
ke bawah, tetapi mengikuti aliran sungai adalah tindakan yang
berbahaya. Sungai di gunung seringkali melewai tebing dan air terjun
yang curam sehingga sulit dilalui tanpa peralatan memanjat tebing.
Banyak kecelakaan terjadi karena mengikuti aliran sungai. Bila terpaksa
untuk mengikuti aliran sungai, misalnya pada saat tersesat, ikutilah
dari tempat yang tinggi prinsipnya ikutilah lintasan yang berbeda di
pegunungan asalkan aliran sungai tersebut masih dapat terlihat dan bukan
di cekuk-cekuk di mana sungai tersebut mengalir.
Pada saat turun kondisi badan biasanya sudah lelah ditambah posisi badan
yang seluruhnya mengarah ke bawah sehingga otot kaki mendapt beban
ekstra, kemungkinan terkilir dan tergelincir cukup besar. Kencangkan
ujung kaki agar ujung kaki tidak tergencet dan pergunakan tumit sepatu
sebagai rem dantumpuan beban. Jangan berjalan doyong ke muka, usahakan
berat tubuh tetap ditengah. Cara lain adalah berjalan miring dengan
tubuh doyong ke belakang segera dapat mengantisipasi keadaan bila
terpeleset.
Hati-hati bila berada di daerah kawah, daerah yang gersang tanpa
tumbuhan dan bila ada gejala pening atau mual biasanya merupakan
pertanda adanya gas beracun. Hindari tempat tersebut dan segera carilah
tempat dengan sirkulasi udara, sementara dapat digunakan kain yang
dibasahi air dan ditutupkan ke hidung.
jalaTZN di Puncak Bawakaraeng
Kadangkala gas beracun mengalir tidak terlalu tinggi dari permukaan
tanah, kira-kira setinggi lutut. Gas ini biasa menyerang pada saat
pendaki sedang duduk beristirahat atau tidur. Karena sifatnya yang tidak
berbau dan berawan maka gas ini perlu diwaspadai terutama bila timbul
gejala keracuna sesaat setelah istirahat. Segera cari tempat istirahat
atau shelter lain di tempat yang lebih tinggi, terbuka dan sirkulasi
udara yang baik.
Jangan terlalu berkonsentrasi pada gerakan kaki, berjalanlah santai
dengan pandangan ke depan sambil sesekali memperhatikan keindahan
pemandangan sekitar. Kecuali pada tanjakan yang curam lebih baik arahkan
pandangan ke tanah karena biasanya pandangan ke atas akan melemahkan
semangat tanpa disadari akibat timbulnya kesan seolah-olah tidak segera
sampai.
Berjalan harus mengikuti suatu irama yang tetap dengan langkah-langkah
kecil. Langkah yang selalu lebar akan mempengaruhi keseimbangan karena
berat badan sering ditunjang oleh satu kaki saja. Pendaki gunung
berjalan lebih lambat dari ritme berjalan yang normal untuk menghemat
nafas.
Kesulitan berbicara dengan teman selagi berjalan adalah pertanda
berjalan terlalu cepat. Lebih baik berjalan lambat dengan istirahat yang
sedikit daripada berjalan cepat dengan istirahat yang banyak pula. Saat
beristirahat duduklah berselonjor dengan kaki sedikit diangkat di atas
badan agar darah yang mengumpul di kaki dapat mengalir mormal kembali.
Hindari angin secara langsung karena udara dingin cepat mengerutkan otot
yang istirahat. Pori-pori yang terbuka akibat berkeringat akan
mengakibatkan exposure (kehilangan panas tubuh) bila terkena angin (hawa
dingin). Untuk menghindarinya usahakan untuk memakai jaket pada saat
beristirahat walaupun tubuh agak terasa panas.
Jangan terlalu lama istirahat karena otot yang mulai mengendur akan
memerlukan pemanasan kembali. Ukuran normal istirahat adalah sepuluh
menit setiap berjalan selama satu jam. Bila semkain lama anda
membutuhkan waktu istirahat lebih panjang dengan interval di bawah satu
jam maka berarti anda telah terlalu lemah.
Selama istirahat perlu teknik pengaturan nafas untuk menghilangkan
kepenatan dengan gerakan-gerakan ringan, misalnya menekuk badan ke muka
ke belakang dan samping kiri kanan, mengambil nafas sekuat kuatnya,
ditahan sejenak kemudian dihembuskan melalui mulut dengan berteriak.
Teknik relaksasi seperti ini berguna untuk melepaskan kepenatan dan
stres selama perjalanan.
Segera dirikan tenda (shelter) untuk istirahat panjang dengan lokasi
datar, tidak berangin, dekat sumber air dan berada di tempat yang tinggi
agar terhindar dari kemungkinan pengendapan gas racun. Segera
psikologis tempat yang tinggi memungkinkan kita terlihat pemandangan
yang menarik di sekitar untuk mengurangi kelelahan mental.
Selama istirahat minumlah air hangat yang cukup seimbang dengan keringat
yang dikeluarkan. Tambahkan sedikit garam untuk mengganti mineral yang
keluar bersama keringat dan untuk otot. Makanlah makanan kecil seperti
biskuit dengan kadar hidrat arang yang tinggi untuk menambah tenaga.
Selama dalam perjalanan buanglah bungkus semen, puntung rokok dan
bungkusnya serta sampah lainnya ke dalam tas plastik agar tidak
mencemari lingkungan pegunungan. Sedapat mungkin lakukanlah SAR (Search
and Rescue) sampah yang ada di sepanjang jalan dengan demikian kita
telah membantu kebersihan dan kelestarian lingkungan pegunungan
tersebut.
MENDIRIKAN BIVAK/TENDA
1. Di tempat yang datar
2. Di tempat yang kering
3. Di sekitar banyak terdapat pohon
4. Melawan arah angin
5. Tidak searah dengan aliran air
Nah, itu tadi sekilas teknik pendakian gunung.
Ingat, mendaki gunung bukanlah hal yang mudah, butuh banyak persiapan terutama
persiapan fisik.
Selama segala persiapan terpenuhi, hal-hal yang buruk bisa dihindari.
Selamat mendaki!
Salam Lestari........
Bahrul Ulum
Menikmati Ramma'
NEWBIE CORNER
Full View
Label:
CARA MENDAKI GUNUNG
jalaTZN di Puncak Bawakaraeng |
MENDAKI GUNUNG UNTUK PEMULA
Kegiatan di gunung biasanya diistilahkan dengan mendaki gunung (hill
walking)pelakunya disebut pendaki gunung. Masyarakat sering
mengidentifikasikan pendaki gunung dengan pencinta alam padahal
sebenarnya pencinta alam saja yang bertujuan untuk mengenal alam dan
melestarikannya sedangkan kelompok lain hanya ingin berekreasi atau
bahkan merusak lingkungan pegunungan dengan berbagai kegiatannya.
Kegiatan utama di gunung adalah berjalan, berkemah, menempuh rimba dan kadang memanjat tebing baik untuk tujuan ilmiah maupun rekreatif. Untuk itu pelakunya perlu menguasai teknik hidup di alam bebas yang disebut dengan mountaneering. Medan yang dihadapi umumnya adalah hutan belantara tropis, punggungan pegunungan muda dan tidak jarang pula menyusuri mata air serta sungai. Pada gunung tertentu terdapat salju dan es. Teknik pendakian guunung salju disebut Ice climbing, tata caranya sangat berbeda dengan pendakian pada gunung biasa.
Puncak tertinggi secara fisik merupakan tujuan utama dari kegiatan mendaki gunung. Namun, secara filisofis tujuannya adalah untuk mengasah fisik dan mental sehingga muncul sikap-sikap positif seperti percaya diri, pencinta alam, cinta sesama dan menghormati peri kehidupan disekitarnya. Kebanggaan terbesar bagi seorang pendaki gunung adalah karena kemampuannya mengatasi kelemahan yang ada pada dirinya.
Kegiatan utama di gunung adalah berjalan, berkemah, menempuh rimba dan kadang memanjat tebing baik untuk tujuan ilmiah maupun rekreatif. Untuk itu pelakunya perlu menguasai teknik hidup di alam bebas yang disebut dengan mountaneering. Medan yang dihadapi umumnya adalah hutan belantara tropis, punggungan pegunungan muda dan tidak jarang pula menyusuri mata air serta sungai. Pada gunung tertentu terdapat salju dan es. Teknik pendakian guunung salju disebut Ice climbing, tata caranya sangat berbeda dengan pendakian pada gunung biasa.
Puncak tertinggi secara fisik merupakan tujuan utama dari kegiatan mendaki gunung. Namun, secara filisofis tujuannya adalah untuk mengasah fisik dan mental sehingga muncul sikap-sikap positif seperti percaya diri, pencinta alam, cinta sesama dan menghormati peri kehidupan disekitarnya. Kebanggaan terbesar bagi seorang pendaki gunung adalah karena kemampuannya mengatasi kelemahan yang ada pada dirinya.
PERSIAPAN FISIK DAN TEKNIK
Kesiapan fisik adalah modal utama dalam melakukan kegiatan
mountaneering. Latihan fisik yang bertujuan meningkatkan daya tahan dan
kebugaran adalah menu utama. Ini dapat diperoleh deengan melakukan
senam, lari dan latihan beban secara rutin.
Senam aerobik ditambah bersepeda bertujuan untuk menjaga kebugaran dan daya tahan. Lari terutama di siang jari dapat meningkatkan VO2MAX (kemampuan paru-paru menyerap oksigen) mengingat oksigen di daerah ketinggian kadarnya rendah.
Latihan beban berguna untuk membentuk kekuatan otot dalam menghadapi medan yang berat. Penguasaan hidup di alam bebas meliputi survival, bivoac, tali temali, teknik dasar, memasak, kesehatan lapangan, P3K, ilmu medan medan dan membaca peta kompas mutlak harus dikuasai. Ditunjang dengan peralatan yang lengkap dan baik akan menjamin keselamatan dan kenyamanan pendakian. Tidak dapat ditinggalkan adalah dokumen perjalanan seperti surat ijin instansi terkait.
Dalam perjalanan ada baiknya untuk mendekatkan diri dengan penduduk sekitar, memberitahukan maksud kegiatan kita. Hal ini penting karena sekiranya mendapat kesulitan maka penduduklah yang paling potensial untuk secepatnya memberi bantuan.
Senam aerobik ditambah bersepeda bertujuan untuk menjaga kebugaran dan daya tahan. Lari terutama di siang jari dapat meningkatkan VO2MAX (kemampuan paru-paru menyerap oksigen) mengingat oksigen di daerah ketinggian kadarnya rendah.
Latihan beban berguna untuk membentuk kekuatan otot dalam menghadapi medan yang berat. Penguasaan hidup di alam bebas meliputi survival, bivoac, tali temali, teknik dasar, memasak, kesehatan lapangan, P3K, ilmu medan medan dan membaca peta kompas mutlak harus dikuasai. Ditunjang dengan peralatan yang lengkap dan baik akan menjamin keselamatan dan kenyamanan pendakian. Tidak dapat ditinggalkan adalah dokumen perjalanan seperti surat ijin instansi terkait.
Dalam perjalanan ada baiknya untuk mendekatkan diri dengan penduduk sekitar, memberitahukan maksud kegiatan kita. Hal ini penting karena sekiranya mendapat kesulitan maka penduduklah yang paling potensial untuk secepatnya memberi bantuan.
TEKNIK PACKING
Secara ideal umunya beban yang dapat dibawa adalah 30%-45% dari berat
tubuh. Pisahkan barang-barang yang dibawa dalam kelompok-kelompok yang
sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan kelompok kelompok yang
sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan cermat jumlah barang,
tingkat kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat
kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat yang paling
praktis di ransel untuk jenis barang tersebut. Misalnya alat-alat MCK
dan alat-alat tulis dapat disimpan dikantong-kantong luar ransel,
pakaian di bagian bawah, makanan di tengah dan seterusnya.
Aturan umum dalam packing adalah letakkan barang yang ringan di bawah
dan yang berat di atas serta bagilah beban secara merata di sisi kiri
dan kanan ransel serta barang yang paling berat di tengah. Aturlah
penempatan seefisien mungkin dan jangan biarkan ada barang tersisa
bergeletakkan di luar ransel karena akan mengganggu perjalanan dan
berbahaya bila terangkut dahan.
Mendaki gunung pada dasarnya adalah olahraga berjalan, di mana medan
yang dilalui sangat berbeda dengan yang kita lalui sehariihari. Ditambah
beban yang ada dipunggung maka kita dituntut untuk menguasai teknik
menjaga keseimbangan dan berjalan di pegunungan dengan benar.
Di medan berkerikil atau berbatu bulat atau tajam seperti sungai harus dilewati dengan melompat dengan cepat dari satu batu ke batu yang lain sebelum batu tersebut sempat bergulir. Namun bila kondisi badan sudah lemah sebaiknya diperiksa dulu posisi batuan tersebut kemudian ,melewatinya perlahan-lahan. Tanah berumput basah karena embun dan hujan serta terdapat lumut mengakibatkan tergelincir. Medan berlumpur dan becek menjadikan perjalanan menjemukan, lambat serta menguras banyak tenaga. Hal ini hanya dapat dihindari bila kita memakai sepatu dari jenis yang tepat untuk keperluan hiking.
Berjalan di pegunungan bukit yang curam memerlukan keseimbangan yang prima. Gerakan mendadak seperti mengayun tangan dan melompa dapat berakibat fatal. Hati-hati dengan terpaan angin, berjalanlah tenang dan tidak kaku. Jangan memotong lintasan karena biasanya jalan setapak yang sudah ada mengikuti kontur alam sehingga tidak curam walau berkelok-kelok. Hapalkan lintasan tersebut agar mudah bila kehilangan arahatau pada saat kembali nantinya. Teknik lain berjalan di daerah curam adalah dengan lintasan zig-zag untuk menghemat nafas.
Jangan memakai tumbuhan kecil yang ada di tebing sebagai tumpuan karena biasanya banyak yang lapuk dan tidak cukup kuat untuk menahan bebn, cukup dipakai sebagai keseimbangan saja.
Semak lebat sering menghalangi dan menghilangkan lintasan, bukalah semak dengan tebasan parang. Lakukanlah tebasan sesedikit mungkin untuk menghemat tenaga. Perhatikan pada waktu yang cukup lama untuk ditumbuhi rumput sehingga masihmudah ditemukan dengan sedikit menyibak semak. Lintasan yang kurang jelas biasanya jarang dilewati kecuali oleh penebang kayu.
Sungai memang tampak sebagai jalan yang mudah dilalui untuk cepat sampai ke bawah, tetapi mengikuti aliran sungai adalah tindakan yang berbahaya. Sungai di gunung seringkali melewai tebing dan air terjun yang curam sehingga sulit dilalui tanpa peralatan memanjat tebing. Banyak kecelakaan terjadi karena mengikuti aliran sungai. Bila terpaksa untuk mengikuti aliran sungai, misalnya pada saat tersesat, ikutilah dari tempat yang tinggi prinsipnya ikutilah lintasan yang berbeda di pegunungan asalkan aliran sungai tersebut masih dapat terlihat dan bukan di cekuk-cekuk di mana sungai tersebut mengalir.
Pada saat turun kondisi badan biasanya sudah lelah ditambah posisi badan yang seluruhnya mengarah ke bawah sehingga otot kaki mendapt beban ekstra, kemungkinan terkilir dan tergelincir cukup besar. Kencangkan ujung kaki agar ujung kaki tidak tergencet dan pergunakan tumit sepatu sebagai rem dantumpuan beban. Jangan berjalan doyong ke muka, usahakan berat tubuh tetap ditengah. Cara lain adalah berjalan miring dengan tubuh doyong ke belakang segera dapat mengantisipasi keadaan bila terpeleset.
Hati-hati bila berada di daerah kawah, daerah yang gersang tanpa tumbuhan dan bila ada gejala pening atau mual biasanya merupakan pertanda adanya gas beracun. Hindari tempat tersebut dan segera carilah tempat dengan sirkulasi udara, sementara dapat digunakan kain yang dibasahi air dan ditutupkan ke hidung.
Kadangkala gas beracun mengalir tidak terlalu tinggi dari permukaan
tanah, kira-kira setinggi lutut. Gas ini biasa menyerang pada saat
pendaki sedang duduk beristirahat atau tidur. Karena sifatnya yang tidak
berbau dan berawan maka gas ini perlu diwaspadai terutama bila timbul
gejala keracuna sesaat setelah istirahat. Segera cari tempat istirahat
atau shelter lain di tempat yang lebih tinggi, terbuka dan sirkulasi
udara yang baik.
Jangan terlalu berkonsentrasi pada gerakan kaki, berjalanlah santai dengan pandangan ke depan sambil sesekali memperhatikan keindahan pemandangan sekitar. Kecuali pada tanjakan yang curam lebih baik arahkan pandangan ke tanah karena biasanya pandangan ke atas akan melemahkan semangat tanpa disadari akibat timbulnya kesan seolah-olah tidak segera sampai.
Berjalan harus mengikuti suatu irama yang tetap dengan langkah-langkah kecil. Langkah yang selalu lebar akan mempengaruhi keseimbangan karena berat badan sering ditunjang oleh satu kaki saja. Pendaki gunung berjalan lebih lambat dari ritme berjalan yang normal untuk menghemat nafas.
Kesulitan berbicara dengan teman selagi berjalan adalah pertanda berjalan terlalu cepat. Lebih baik berjalan lambat dengan istirahat yang sedikit daripada berjalan cepat dengan istirahat yang banyak pula. Saat beristirahat duduklah berselonjor dengan kaki sedikit diangkat di atas badan agar darah yang mengumpul di kaki dapat mengalir mormal kembali.
Hindari angin secara langsung karena udara dingin cepat mengerutkan otot yang istirahat. Pori-pori yang terbuka akibat berkeringat akan mengakibatkan exposure (kehilangan panas tubuh) bila terkena angin (hawa dingin). Untuk menghindarinya usahakan untuk memakai jaket pada saat beristirahat walaupun tubuh agak terasa panas.
Jangan terlalu lama istirahat karena otot yang mulai mengendur akan memerlukan pemanasan kembali. Ukuran normal istirahat adalah sepuluh menit setiap berjalan selama satu jam. Bila semkain lama anda membutuhkan waktu istirahat lebih panjang dengan interval di bawah satu jam maka berarti anda telah terlalu lemah.
Selama istirahat perlu teknik pengaturan nafas untuk menghilangkan kepenatan dengan gerakan-gerakan ringan, misalnya menekuk badan ke muka ke belakang dan samping kiri kanan, mengambil nafas sekuat kuatnya, ditahan sejenak kemudian dihembuskan melalui mulut dengan berteriak. Teknik relaksasi seperti ini berguna untuk melepaskan kepenatan dan stres selama perjalanan.
Segera dirikan tenda (shelter) untuk istirahat panjang dengan lokasi datar, tidak berangin, dekat sumber air dan berada di tempat yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan pengendapan gas racun. Segera psikologis tempat yang tinggi memungkinkan kita terlihat pemandangan yang menarik di sekitar untuk mengurangi kelelahan mental.
Selama istirahat minumlah air hangat yang cukup seimbang dengan keringat yang dikeluarkan. Tambahkan sedikit garam untuk mengganti mineral yang keluar bersama keringat dan untuk otot. Makanlah makanan kecil seperti biskuit dengan kadar hidrat arang yang tinggi untuk menambah tenaga.
Selama dalam perjalanan buanglah bungkus semen, puntung rokok dan bungkusnya serta sampah lainnya ke dalam tas plastik agar tidak mencemari lingkungan pegunungan. Sedapat mungkin lakukanlah SAR (Search and Rescue) sampah yang ada di sepanjang jalan dengan demikian kita telah membantu kebersihan dan kelestarian lingkungan pegunungan tersebut.
Di medan berkerikil atau berbatu bulat atau tajam seperti sungai harus dilewati dengan melompat dengan cepat dari satu batu ke batu yang lain sebelum batu tersebut sempat bergulir. Namun bila kondisi badan sudah lemah sebaiknya diperiksa dulu posisi batuan tersebut kemudian ,melewatinya perlahan-lahan. Tanah berumput basah karena embun dan hujan serta terdapat lumut mengakibatkan tergelincir. Medan berlumpur dan becek menjadikan perjalanan menjemukan, lambat serta menguras banyak tenaga. Hal ini hanya dapat dihindari bila kita memakai sepatu dari jenis yang tepat untuk keperluan hiking.
Berjalan di pegunungan bukit yang curam memerlukan keseimbangan yang prima. Gerakan mendadak seperti mengayun tangan dan melompa dapat berakibat fatal. Hati-hati dengan terpaan angin, berjalanlah tenang dan tidak kaku. Jangan memotong lintasan karena biasanya jalan setapak yang sudah ada mengikuti kontur alam sehingga tidak curam walau berkelok-kelok. Hapalkan lintasan tersebut agar mudah bila kehilangan arahatau pada saat kembali nantinya. Teknik lain berjalan di daerah curam adalah dengan lintasan zig-zag untuk menghemat nafas.
Jangan memakai tumbuhan kecil yang ada di tebing sebagai tumpuan karena biasanya banyak yang lapuk dan tidak cukup kuat untuk menahan bebn, cukup dipakai sebagai keseimbangan saja.
Semak lebat sering menghalangi dan menghilangkan lintasan, bukalah semak dengan tebasan parang. Lakukanlah tebasan sesedikit mungkin untuk menghemat tenaga. Perhatikan pada waktu yang cukup lama untuk ditumbuhi rumput sehingga masihmudah ditemukan dengan sedikit menyibak semak. Lintasan yang kurang jelas biasanya jarang dilewati kecuali oleh penebang kayu.
Sungai memang tampak sebagai jalan yang mudah dilalui untuk cepat sampai ke bawah, tetapi mengikuti aliran sungai adalah tindakan yang berbahaya. Sungai di gunung seringkali melewai tebing dan air terjun yang curam sehingga sulit dilalui tanpa peralatan memanjat tebing. Banyak kecelakaan terjadi karena mengikuti aliran sungai. Bila terpaksa untuk mengikuti aliran sungai, misalnya pada saat tersesat, ikutilah dari tempat yang tinggi prinsipnya ikutilah lintasan yang berbeda di pegunungan asalkan aliran sungai tersebut masih dapat terlihat dan bukan di cekuk-cekuk di mana sungai tersebut mengalir.
Pada saat turun kondisi badan biasanya sudah lelah ditambah posisi badan yang seluruhnya mengarah ke bawah sehingga otot kaki mendapt beban ekstra, kemungkinan terkilir dan tergelincir cukup besar. Kencangkan ujung kaki agar ujung kaki tidak tergencet dan pergunakan tumit sepatu sebagai rem dantumpuan beban. Jangan berjalan doyong ke muka, usahakan berat tubuh tetap ditengah. Cara lain adalah berjalan miring dengan tubuh doyong ke belakang segera dapat mengantisipasi keadaan bila terpeleset.
Hati-hati bila berada di daerah kawah, daerah yang gersang tanpa tumbuhan dan bila ada gejala pening atau mual biasanya merupakan pertanda adanya gas beracun. Hindari tempat tersebut dan segera carilah tempat dengan sirkulasi udara, sementara dapat digunakan kain yang dibasahi air dan ditutupkan ke hidung.
jalaTZN di Puncak Bawakaraeng |
Jangan terlalu berkonsentrasi pada gerakan kaki, berjalanlah santai dengan pandangan ke depan sambil sesekali memperhatikan keindahan pemandangan sekitar. Kecuali pada tanjakan yang curam lebih baik arahkan pandangan ke tanah karena biasanya pandangan ke atas akan melemahkan semangat tanpa disadari akibat timbulnya kesan seolah-olah tidak segera sampai.
Berjalan harus mengikuti suatu irama yang tetap dengan langkah-langkah kecil. Langkah yang selalu lebar akan mempengaruhi keseimbangan karena berat badan sering ditunjang oleh satu kaki saja. Pendaki gunung berjalan lebih lambat dari ritme berjalan yang normal untuk menghemat nafas.
Kesulitan berbicara dengan teman selagi berjalan adalah pertanda berjalan terlalu cepat. Lebih baik berjalan lambat dengan istirahat yang sedikit daripada berjalan cepat dengan istirahat yang banyak pula. Saat beristirahat duduklah berselonjor dengan kaki sedikit diangkat di atas badan agar darah yang mengumpul di kaki dapat mengalir mormal kembali.
Hindari angin secara langsung karena udara dingin cepat mengerutkan otot yang istirahat. Pori-pori yang terbuka akibat berkeringat akan mengakibatkan exposure (kehilangan panas tubuh) bila terkena angin (hawa dingin). Untuk menghindarinya usahakan untuk memakai jaket pada saat beristirahat walaupun tubuh agak terasa panas.
Jangan terlalu lama istirahat karena otot yang mulai mengendur akan memerlukan pemanasan kembali. Ukuran normal istirahat adalah sepuluh menit setiap berjalan selama satu jam. Bila semkain lama anda membutuhkan waktu istirahat lebih panjang dengan interval di bawah satu jam maka berarti anda telah terlalu lemah.
Selama istirahat perlu teknik pengaturan nafas untuk menghilangkan kepenatan dengan gerakan-gerakan ringan, misalnya menekuk badan ke muka ke belakang dan samping kiri kanan, mengambil nafas sekuat kuatnya, ditahan sejenak kemudian dihembuskan melalui mulut dengan berteriak. Teknik relaksasi seperti ini berguna untuk melepaskan kepenatan dan stres selama perjalanan.
Segera dirikan tenda (shelter) untuk istirahat panjang dengan lokasi datar, tidak berangin, dekat sumber air dan berada di tempat yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan pengendapan gas racun. Segera psikologis tempat yang tinggi memungkinkan kita terlihat pemandangan yang menarik di sekitar untuk mengurangi kelelahan mental.
Selama istirahat minumlah air hangat yang cukup seimbang dengan keringat yang dikeluarkan. Tambahkan sedikit garam untuk mengganti mineral yang keluar bersama keringat dan untuk otot. Makanlah makanan kecil seperti biskuit dengan kadar hidrat arang yang tinggi untuk menambah tenaga.
Selama dalam perjalanan buanglah bungkus semen, puntung rokok dan bungkusnya serta sampah lainnya ke dalam tas plastik agar tidak mencemari lingkungan pegunungan. Sedapat mungkin lakukanlah SAR (Search and Rescue) sampah yang ada di sepanjang jalan dengan demikian kita telah membantu kebersihan dan kelestarian lingkungan pegunungan tersebut.
MENDIRIKAN BIVAK/TENDA
1. Di tempat yang datar
2. Di tempat yang kering
3. Di sekitar banyak terdapat pohon
4. Melawan arah angin
5. Tidak searah dengan aliran air
2. Di tempat yang kering
3. Di sekitar banyak terdapat pohon
4. Melawan arah angin
5. Tidak searah dengan aliran air
Nah, itu tadi sekilas teknik pendakian gunung.
Ingat, mendaki gunung bukanlah hal yang mudah, butuh banyak persiapan terutama
persiapan fisik.
Selama segala persiapan terpenuhi, hal-hal yang buruk bisa dihindari.
Ingat, mendaki gunung bukanlah hal yang mudah, butuh banyak persiapan terutama
persiapan fisik.
Selama segala persiapan terpenuhi, hal-hal yang buruk bisa dihindari.
Selamat mendaki!
Salam Lestari........
Bahrul Ulum
Menikmati Ramma' |